Delapan Mata Air Kecemerlangan - Anis Matta
Judul : Delapan Mata Air Kecemerlangan
Penulis : Anis Matta
Jumlah halaman : 259,
Cetakan Ketiga Juni 2010
Penerbit : Tarbawi
Press
Buku Delapan Mata Air Kecemerlangan
ini merupakan upaya Anis Matta menjawab problematika yang sekarang ini terjadi.
Problematikanya ialah bahwa Islam memang tidak pernah kehilangan pesona
kebenarannya, namun bertolak belakang dengan pesona manusianya yang cenderung mengalami
penurunan. Untuk menjadikan muslim sebagai pesona Islam, maka kita harus
mempertemukan kembali manusia-manusia muslim itu dengan mata air kecemerlangan
mereka. Mata air kecemerlangan tersebut, tergambar dalam buku ini, yaitu:
Mata Air Pertama: Konsep Diri
Konsep diri manusia muslim adalah
kesadaran yang mempertemukan antara kehendak-kehendaknya sebagai manusia,
antara model manusia muslim yang ideal dan universal dengan kapasitas dirinya
yang nyata dan unik, antara nilai-nilai Islam yang komprehensif dan integral
dengan keunikan-keunikan pribadinya sebagai individu, antara ruang aksi dan
kreasi yang disediakan Islam dengan kemampuan pribadinya untuk beraksi dan
berkreasi, dan antara idealisme Islam dengan realitas pribadinya.
Mata Air Kedua: Cahaya Pikiran
Perubahan, perbaikan, dan pengembangan
kepribadian harus selalu dimulai dari pikiran kita. Segala tindakan, perilaku,
sikap, dan kebiasaan kita sesungguhnya ditentukan oleh pikiran-pikiran yang
memenuhi benak pikiran kita. Bukan hanya itu, semua emosi atau perasaan yang
kita rasakan dalam jiwa kita juga ditentukan oleh pikiran-pikiran kita. Kekuatan
kepribadian kita akan terbangun saat kita mulai memikirkan pikiran-pikiran kita
sendiri, memikirkan cara kita berpikir, memikirkan kemampuan berpikir kita, dan
memikirkan bagaimana seharusnya kita berpikir. Benih dari setiap karya-karya
besar yang kita saksikan dalam sejarah, selalu terlahir pertama kali di sana, di
alam pikiran kita. Itulah ruang pertama dari semua kenyataan hidup yang telah kita
saksikan.
Mata Air Ketiga: Keluhuran Tekad
Kekuatan dan kelemahan kepribadian seseorang
sangat ditentukan oleh sebesar apa tekadnya, yang merupakan energi jiwa dalam
dirinya. Tekad yang membaja akan meloloskan setiap pikiran di sleuruh prosedur
kejiwaan, dan segera merubahnya menjadi tindakan.
Mata Air Keempat: Keluhuran Sifat
Setiap sifat memiliki akar tersendiri yang
terhunjam dalam di kedalaman pikiran dan emosi kita. Seperti juga pohon,
sifat-sifat itu tersusun sedemikian rupa di mana sebagian mereka melahirkan
sebagian yang lain. Ada sejumlah sifat-sifat tertentu yang berfungsi seperti
akar pada pohon, yang kemudian tumbuh berkembang menjadi batang, dahan dan
ranting, daun dan buah. Demikianlah kita tahu bahwa semua sifat keluhuran
berakar pada lima sifat: cinta kebenaran, kesabaran, kasih sayang,
kedermawanan, dan keberanian.
Mata Air Kelima: Manajemen Aset Fundamental
Ibarat menempuh sebuah perjalanan yang
panjang, fisik kita berfungsi sebagai kereta, dan waktu yang terbentang jauh
atau dekat, seperti rel kereta. Seorang masinis boleh menentukan stasiun
terakhir yang kita tuju, tetapi dia harus menjamin bahwa kereta yang
dikemudikannya dan rel yang akan dilewatinya benar-benar berada dalam keadaan
baik. Kesehatan dan waktu adalah dua perangkat keras kehidupan yang sangat
terbatas. Akan tetapi, manusia-manusia cemerlang selalu dapat meraih sesuatu
secara maksimal dari semua keterbatasan yang melingkupinya.
Mata Air Keenam: Integrasi Sosial
Kemampuan beradaptasi dengan lingkungan
masyarakat di mana kita berada bukan saja merupakan ukuran kematangan pribadi
seseorang, tetapi lebih dari itu. Sebab, lingkungan sosial kita harus dipandang
sebagai wadah kita untuk menyemai semua kebaikan yang telah kita kembangkan
dalam diri.
Mata Air Ketujuh: Kontribusi
Kehadiran sosial kita tidak boleh berhenti
pada tahap partisipasi. Harus ada langkah yang lebih jauh dari sekadar itu.
Harus ada karya besar yang kita kontribusikan kepada masyarakat, yang berguna
bagi kehidupan mereka; sesuatu yang akan dicatat sebagai jejak sejarah kita,
dan sebagai amal unggulan yang membuat kita cukup layak mendapatkan ridha Allah
dan sebuah tempat terhormat dalam surga-Nya.
Mata Air Kedelapan: Konsistensi
Sebagai manusia beriman, kita meyakini
sebuah prinsip, bahwa bagian yang paling menentukan dari seseorang adalah akhir
hidupnya. Maka, persoalan paling berat yang kita hadapi sesungguhnya bukanlah
mendaki gunung, tetapi bagaimana bertahan di puncak gunung itu hingga akhir
hayat. Mengukir sebuah prestasi besar dalam hidup dan mempertahankannya hingga
akhir hayat, adalah dua misi dan tugas hidup yang berbeda; berbeda pada
kapasitas energi jiwa yang diperlukannya, berbeda pada proses-proses
psikologisnya, berbeda pula pada ukuran kesuksesannya.
Manusia muslim sebagai pesona Islam dapat
selaras jika memiliki konsep diri yang terarah, kemudian segala tindakan yang akan
kita lakukan haruslah dipikirkan dalam benak kita terlebih dahulu. Tekad baja
akan diwujudkan melalui tindakan yang sungguh-sungguh. Segala tindakan yang
akan kita perbuat haruslah dibarengi dengan sifat, karena sifat merupakan akar
dari setiap gerak-gerik kehidupan manusia muslim. Selain itu, ditunjang pula
oleh fisik yang sehat dan memaksimalkannya di waktu yang kita punya. Kita
sebagai manusia muslim haruslah berbaur dengan lingkungan,
karena lingkungan sebagai wadah untuk menyemai segala kebaikan yang telah kita
kembangkan dalam diri. Setelah itu, manusia muslim yang beriman yang menjunjung
pesona muslim, maka segala apa yang telah kita lakukan haruslah dilakukan
secara konsisten.
Delapan Mata Air Kecemerlangan - Anis Matta
Reviewed by Siti Dianur Hasanah
on
September 17, 2017
Rating:
Good Job.. Be the great Moslem.. Pesona seorang muslim yang cemerlang.
ReplyDelete