Drunken Marmut
DRUNKEN MARMUT
Penulis : Pidi
Baiq
Jumlah Halaman : 204 hlm, Cetakan III
(Februari 2017)
Penerbit : Pastel
Books
Buku ini merupakan seri humor yang
dikarang oleh Pidi Baiq, seorang seniman asal Bandung. Buku ini merupakan buku
ke-4 dari seri Drunken. Sebelumnya ada Drunken Mama, Drunken Molen,
dan Drunken Monster. Drunken Marmut adalah cerita kehidupan. Kehidupan yang
ringan dan sederhana. Cerita dalam buku ini kebanyakan merupakan cerita
keseharian Pidi Baiq yang sangat sederhana dibumbui ide-ide absurdnya. Ia
menyampaikan gagasan dengan gayanya sendiri yang unik. Saat membaca buku ini
banyak hal yang dirasakan dari senyum-seyum sendiri sampai tertawa
terbahak-bahak akibat dari pemilihan kata-kata nyeleneh yang dibawakan Pidi
Baiq. Banyak percakapan dalam bahasa sunda yang bagi saya pribadi itu sebagai guyonan
sunda.
Ada 20 bab dengan judul-judul nyeleneh.
Dari ke-20 bab itu yang paling membuat saya tertawa terbahak-bahak yaitu cerita
Lingkung Hansip dan PSP The Panasdalam. Tetapi ada yang membuat saya
berpikir keras untuk mensinkronkan dengan pemikiran Pidi Baiq, yaitu pada
cerita Binatang Tipu. Pada cerita Lingkung Hansip, si Hansip
dibuat keteteran oleh tingkah Pidi Baiq. Kalau cerita PSP The Panasdalam,
memang paling gokil. PSP the Panasdalam merupakan Pendidikan Sejarah
Perjuangan dari negara The Panasdalam yang didirkan oleh Pidi Baiq. Pidi
Baiq disini dinobatkan sebagai Presiden NKR (Negara Kesatuan Republik) dari The
Panasdalam Serikat. Alasan dinamakan The Panasdalam adalah pertama
karena dengan nama itu mudah diingat dan dikenal oleh masyarakat. Kedua, karena Bandung merupakan karena di
luar dingin dan di dalam ruangan yang sedang mereka tempati saat itu terasa
panas. Panasdalam itu singkatan dari Lam-nya Islam, Da-nya Hindu Budha, Nas-nya
Nasrani, dan Pa-nya Paganisme. Inilah sebuah negara masyarakat bersikap
menjunjung toleransi beragama yang bukan sekedar di mulut saja. Penduduknya
siapa saja yang mau.. haha :D. Kalau cerita Binatang Tipu menceritakan
tentang Pidi Baiq yang menghibur isterinya yang mendapat masalah di kantornya.
Pidi Baiq disini mendongeng untuk isterinya dengan tebak-tebakan yang
berhubungan dengan binatang. Disini saya sangat berpikir keras terhadap guyonan
yang dibawakannya.
Pesan dalam buku ini adalah ternyata ada sisi lain kehidupan yang sering
kita lupakan, tapi selalu kita cari dan kita rindukan. Buku ini mampu membuat
kita berekspresi dengan cara masing-masing dan salah satunya tertawa. Tertawa
merupakan salah satu obat kegersangan jiwa yang paling efektif. Di akhir cerita
kutipan yang berkesan adalah “Kisah masa lalu itu indah. Atau indah karena
sudah menjadi masa lalu. Sehingga apa yang kita tak anggap indah, kelak akan
berangsur-angsur menjadi indah”.
Drunken Marmut
Reviewed by Siti Dianur Hasanah
on
March 05, 2018
Rating:
No comments