Putuskan Mata Rantai Anemia

ANEMIA DEFISIENSI BESI 

PADA REMAJA PUTRI




Anemia merupakan suatu kondisi rendahnya kadar Hb dibandingkan dengan kadar normal yang menunjukan kurangnya jumlah sel darah merah yang bersirkulasi. Sel darah merah pada manusia normal memiliki kepadatan sel yang rapat sedangkan sel darah merah penderita anemia kepadatan selnya berkurang.

 

Prevalensi Anemia

Anemia sebagai penyakit lintas generasi dapat menyerang orang dewasa, remaja, anak-anak, maupun balita. Prevalensi anemia yang tertinggi di Indonesia saat ini adalah pada Ibu hamil sebesar 37,1% [Riskesdas, 2013]. Namun perlu kita soroti pula anemia pada remaja putri. Menurut Subratha dan Ariyanti [2020], remaja putri merupakan salah satu kelompok yang paling rawan terkena anemia berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga tahun 2014. Anemia pada remaja putri saat ini masih cukup tinggi. Prevalensi anemia pada remaja putri (usia 15-19) menurut WHO tahun 2015 berkisar 50-80%. Untuk Indonesia sendiri  masih tinggi yaitu 22,7% [Riskesdas, 2013].


Anemia di Remaja Putri vs Anemia di Remaja Putra

Anemia lebih sering terjadi pada remaja putri dibandingkan dengan remaja putra. Hal ini dikarenakan remaja putri kehilangan zat besi (Fe) saat menstruasi sehingga membutuhkan lebih banyak asupan zat besi (Fe).

 

Penyebab Anemia

Penyebab Anemia adalah kurangnya zat besi, karena:

  • Asupan makanan, yang masih didominasi pangan nabati, asupan energi, protein, dan mikronutrien rendah.
  • Sakit [infeksi atau kronis]
  • Penyebab lainnya

Perempuan yang mengalami anemia pada masa remajanya akan berdampak pada tahapan selanjutnya. Remaja putri yang mempunyai riwayat anemia akan beresiko mengalami hal yang sama pada masa kehamilan. Inilah mengapa anemia dikatakan sebagai penyakit lintas generasi dan masuk ke dalam Triple Burden Masalah Gizi akibat kekurangan zat gizi mikro. Zat gizi mikro tersebut adalah zat besi.

Zat besi ini salah satunya berfungsi untuk meningkatkan kadar Hb sel darah merah dan berperan pada proses pertumbuhan. Anemia Kekurangan Zat Besi [Anemia Defisiensi Besi] merupakan anemia yang sering menjadi masalah pada remaja. Remaja yang mengalami anemia biasanya sering pusing, cepat merasa lelah, dan tidak bergairah dalam beraktivitas.


Faktor lain yang mempengaruhi status anemia remaja putri adalah pola makan remaja dan kurangnya pengetahuan tentang anemia. Remaja putri biasanya sangat memperhatikan bentuk tubuhnya agar tetap langsing. Mereka banyak membatasi konsumsi makanan, banyak pantangan terhadap makanan, dan tidak memperhitungkan kebutuhan gizi baik makro maupun mikro [Fitriyanto dan Fajriyah, 2016]. Perilaku remaja putri yang mengonsumsi makanan nabati lebih banyak mengakibatkan asupan zat besi belum mencukupi kebutuhan zat besi harian. Rentannya perilaku negatif seperti ini berkaitan erat dengan kurangnya pengetahuan remaja putri tentang pemenuhan nutrisi.

 

Solusi

  •   Pola makan yang teratur, pelajari cara diet yang sehat

  •  Saya Vegetarian, Bagaimana Memenuhi Kebutuhan Zat Besi Tubuh?
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Ftwitter.com%2Fubatohubat%2Fstatus%2F1273405062291894272&psig=AOvVaw3YRXlZI54Cabtr-PTSLRmS&ust=1613638378287000&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCIDe77LF8O4CFQAAAAAdAAAAABAP

Bahan Makanan Sumber Zat Besi itu terbagi menjadi dua, zat besi heme yang bersumber dari pangan hewani dan besi non-heme yang banyak pada sumber pangan nabati. Kebutuhan Zat Besi tubuh vegetarian dapat dipenuhi dengan cara menyeimbangkan asupan gizinya. Pilihlah bahan pangan nabati yang memiliki kandungan zat besi tinggi. Seperti terlihat tabel di bawah ini: 

1.    Zat besi Heme: ada banyak terkandung di dalam bahan makanan hewani, mudah diserap oleh tubuh.

2.   Zat besi Non-Heme: selalu ada di dalam bahan makanan nabati, harus diubah terlebih dahulu agar dapat diserap oleh tubuh. Asupannya akan ditingkatkan dengan bantuan bahan makanan yang mengandung asam askorbat/ vitamin C, asam sitrat, serta komponen lain dari makanan. Penyerapan Zat Besi non-heme ini akan dihambat oleh zat-zat seperti serat, polifenol, fitat, kalsium, Zinc, dan tanin.

Tabel Bahan Makanan Sumber Zat Besi dalam 100 gram bahan makanan

Hewani (Mg/100g)

Nabati (Mg/100g)

Daging ayam

1,03

Bayam

2,71

Daging sapi

2,06

Woretel

0,3

Daging domba

1,57

Kangkung

1,47

Hati ayam

8,99

Tempe

2,7

Hati sapi

4,9

Tahu

1,98

Hati domba

7,37

Kecipir

0,36

Ikan Salmon

0,38

Asparagus

2,14

 

 

Jamur

0,5

 

 

Daun Singkong

4,09

 

 

Kecipir

13,44

 

 

Kacang Buncis

1,8


  • Dalam hal pengetahuan sendiri pemerintah melalui Kemenkes RI telah berupaya menanggulangi masalah ini



Untuk Remaja dan Usia Produktif, yaitu dengan program Kespro RemajaKonseling Gizi, dan Pemenuhan Suplemen FeSelain pemerintah, peran swasta salah satunya PT Danone juga telah berupaya meningkatkan pemenuhan gizi negeri dan menyelenggarakan edukasi kesehatan untuk mengatasi anemia. Melalui webinar berjudul "Peran Nutrisi dalam Tantangan Kesehatan Lintas Generasi" melaui Channel Youtube Nutrisi untuk Bangsa. Webinar ini diselenggarakan dalam momentum peringatan Hari Gizi Nasional dengan pemateri: Dr. dr. Diana Sunardi., M.Gizi, Sp.GK [(Dokter Spesialis Gizi Klinik dari Indonesian Nutrition Association] dan Arif Mujahidin [Corporate Communications Director Danone-Indonesia].

"Untuk memutus mata rantai anemia ini, memang memerlukan peran dari semua pihak. Hal yang dapat dilakukan, yaitu melalui pemenuhan nutrisi dan edukasi secara menyeluruh, baik di lingkup individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat" [Dr. dr. Diana Sunardi., M.Gizi, Sp.GK].


Tulisan ini bersumber dari:
  • Webinar berjudul "Peran Nutrisi dalam Tantangan Kesehatan Lintas Generasi"
  • Subratha HFA, Ariyanti KS. 2020. Gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia di Tabanan. J Medika Usada 3(2): 48-53.
  • Fitriyanto MLH, Fajriyah NN. 2016. Gambaran tingkat pengetahuan tentang anemia pada remaja putri. JIK 9(1). Dapat diakses melalui:https://media.neliti.com/media/publications/97336-ID-gambaran-tingkat-pengetahuan-tentang-ane.pdf


Putuskan Mata Rantai Anemia Putuskan Mata Rantai Anemia Reviewed by Siti Dianur Hasanah on February 18, 2021 Rating: 5

No comments

Advertisement